
Ditujukan untuk memenuhu salah satu tugas pendidikan kewarganegaraan (
PKN )
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK
MANAGEMEN PERGUDANGAN
![]() |
Disusun oleh :
elis saskia
enti cahyati
iis anisa
M.rizki
M. Furqon
Panji nurbayan
Retno triyani
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AL ISLAM PACET
JL.CAGAK NO. 13 KM 09 MAJALAYA-PACET TELP 022 8596 0598
2016
JL.CAGAK NO. 13 KM 09 MAJALAYA-PACET TELP 022 8596 0598
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya dan karunianya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
dan tepat waktu. Dengan terselesainya makalah ini, kami menyampaikan rasa
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas
terselesainya makalah ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai bahan diskusi mata
pelajaran “pendidikan kewarganegaraan” dan sebagai media untuk lebih mendalami
setiap unit yang akan dipelajari dan dibahas dalam mata pelajaran ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih belum
sempurna. oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan
untuk memperbaiki makalah yang telah dibuat. Akhirnya semoga makalah ini
dapat berguna bagi kita, amien.
Maruyung, 18
Maret 2016
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN
BAB II URAIAN UMUM
2.1 IDEOLOGI
2.1 MACAM-MACAM IDEOLOGI DENGAN CIRINYA
2.1 IDEOLOGI
2.1 MACAM-MACAM IDEOLOGI DENGAN CIRINYA
BAB III URAIAN KHUSUS
3.1 IDEOLOGI LIBERALISME
3.2 KONSEP-KONSEP DASAR LIBERALISME
3.3 BENTUK-BENTUK LIBERALISME
3.4 PERKEMBANGAN FAHAM LIBERALISME
3.5 PENGARUH LIBERALISME DI INDONESIA
3.1 IDEOLOGI LIBERALISME
3.2 KONSEP-KONSEP DASAR LIBERALISME
3.3 BENTUK-BENTUK LIBERALISME
3.4 PERKEMBANGAN FAHAM LIBERALISME
3.5 PENGARUH LIBERALISME DI INDONESIA
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Liberalisme berpengaruh terhadap
perkembangan paham demokrasi dan nasionalisme atas bangsa-bangsa di dunia.
Setiap individu mempunyai hak untuk menjalankan kepentingan yang diwujudkan
dalam sistem demokrasi liberal sehingga melahirkan fungsi parlemen sebagai
lembaga pemerintahan rakyat. Seterusnya, pemilihan umum dilakukan untuk memilih
para anggota parlemen, dan setiap orang berhak memberikan satu suara. Dalam
pemilu sering terjadi persaingan mencari kekuasaan politik. Masuknya seseorang
menjadi anggota parlemen otomatis akan berpengaruh terhadap penetapan
undang-undang atau jatuh bangunnya sebuah kabinet.
Bagi bangsa yang sedang
terjajah, liberalisme sejalan dengan pertumbuhan paham nasionalisme yang
sama-sama menginginkan terbentuknya negara yang berpemerintahan sendiri.
Kesadaran tersebut tumbuh karena setiap bangsa memiliki hak untuk menentukan
nasibnya sendiri.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa konsep-konsep
dasar Liberalisme?
2. Apa saja bentuk-bentuk
Liberalisme?
3. Bagaimana perkembangan
paham Liberalisme?
4. Apa pengaruh
paham Liberalisme di Indonesia?
1.3 Tujuan
Pembahasan
1. Untuk
mengetahui konsep-konsep dasar Liberalisme
2. Untuk
mengetahui bentuk-bentuk Liberalisme
3. Untuk
mengetahui perkembangan paham Liberalisme
4. Untuk
mengetahui pengaruh Liberalisme di Indonesia
BAB II
URAIAN UMUM
2.1 IDEOLOGI
Ideologi adalah ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri
diciptakan oleh Antoine Destutt de Tracy pada
akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains
tentang ide". Ideologi
dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu
(bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari
hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide
yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan
untama di balik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses
pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya
sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat
konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik
mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir
yang eksplisit. (definisi ideologi Marxisme).
Kata Ideologi
pertama sekali diperkenalkan oleh filsuf Prancis Destutt de Tracy pada tahun 1796. Kata ini berasal dari bahasa Prancis idéologie, merupakan
gabungan 2 kata yaitu, idéo yang mengacu kepada gagasan dan logie yang
mengacu kepada logos, kata
dalam bahasa Yunani untuk menjelaskan logika dan rasio. Destutt de Tracy
menggunakan kata ini dalam pengertian etimologinya, sebagai "ilmu yang meliputi kajian tentang asal
usul dan hakikat ide atau gagasan"
Selain
definisi di atas, berikut ada beberapa definisi lain tentang ideologi:
·
Drs. Moerdiono
Ideologi berarti a system of ideas, akan
mensistematisasikan seluruh pemikiran mengenai kehidupan ini dan melengkapinya
dengan sarana serta kebijakan dan strategi dengan tujuan menyesuaikan keadaan
nyata dengan nilai-nilai yang terkandung dalam filsafat yang menjadi induknya.
·
Gunawan
Setiardjo :
Ideologi adalah
kumpulan ide atau gagasan atau aqidah 'aqliyyah (akidah yang sampai melalui
proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan
Ideologi adalah studi
terhadap ide – ide/pemikiran tertentu. 2 april 2004
·
Descartes:
Ideologi adalah inti
dari semua pemikiran manusia. 5 mei 2004
·
Machiavelli:
Ideologi adalah sistem
perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. 1 agustus 2006
·
Thomas H:
Ideologi adalah suatu
cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur
rakyatnya. 23 oktober 2004
·
Francis Bacon:
Ideologi adalah
sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup. 5 januari 2007
·
Karl Marx:
Ideologi merupakan
alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. 1 mei 2005
·
Napoleon:
Ideologi keseluruhan
pemikiran politik dari rival–rivalnya. 22 desember 2003
Ideologi (Mabda’)
adalah Al-Fikru al-asasi al-ladzi hubna Qablahu Fikrun Akhar, pemikiran
mendasar yang sama sekali tidak dibangun (disandarkan) di atas pemikiran
pemikiran yang lain. Pemikiran mendasar ini merupakan akumulasi jawaban atas
pertanyaan dari mana, untuk apa dan mau ke mana alam, manusia dan kehidupan ini
yang dihubungkan dengan asal muasal penciptaannya dan kehidupan setelahnya? 24 april 2007
·
Dr. Hafidh Shaleh:
Ideologi adalah sebuah
pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi rasional (aqidah aqliyah), yang
meliputi akidah dan solusi atas seluruh problem kehidupan manusia. Pemikiran
tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi metode untuk mengaktualisasikan
ide dan solusi tersebut, metode mempertahankannya, serta metode menyebarkannya
ke seluruh dunia. 12 november 2008
·
Taqiyuddin An-Nabhani:
Mabda’ adalah suatu
aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan. Yang dimaksud aqidah adalah pemikiran
yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup, serta tentang apa
yang ada sebelum dan setelah kehidupan, di samping hubungannya dengan Zat yang
ada sebelum dan sesudah alam kehidupan di dunia ini. Atau Mabda’ adalah suatu
ide dasar yang menyeluruh mengenai alam semesta, manusia, dan hidup. Mencakup
dua bagian yaitu, fikrah dan thariqah. 17 juli 2005
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa
Ideologi (mabda’) adalah pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang
kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut
berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari
pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.
2.2
MACAM-MACAM IDEOLOGI DENGAN CIRINYA
Pancasila
sebagai dasar negara RI disebut juga dengan dasar falsafah negara atau
ideologinegara. lstilah ideologi berasal dan kata idea yang artinya gagasan,
konsep, pengertian dasar, cita-cita dan logos yangberarti ilmu. Ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang
ide-ide atau ajaran. Di dunia ini terdapat tiga tipe ideologi, di antaranya adalah:
1. Ideologi
Liberalis
2. Ideologi Komunis
3. Ideologi
Pancasila
Berikut Pengertian Dan Ciri-Ciri dari
ideologi masing-masing,
1 Ideologi Liberalis

Ideologi Liberalis adalah suatu ajaran yang diyakini kebenarannya
untuk mengatur tingkah laku yang menonjolkan kebebasan individu.
Ciri-ciri ideologi, antara lain sebagai
berikut.
a. Bidang ideologi : menerapkan paham sekuler
b. Bidang politik : dikenal adanya partai oposisi
c. Bidangekonomi : sistem ekonomi kapitalis, perekonomian
diserahkan kepada
perseorangan.
d. Bidang sosial budaya: anggota
masyarakat cenderung individualis.
2. Ideologi Komunis

Ideologi komunis adalah suatu ajaran yang
didasarkan atas paham sama rata sama rasa dan telah diyakini kebenarannya.
Ciri-ciri ideologi komunis, adalah sebagal berikut.
a. Bidang politik : politik bersifat tertutup hanya ada satu
partal yang berkuasa yaltu partai
komunis, rakyat hanya sebagai objek negara.
b. Bidang ekonomi : sistem ekonomi yang diterapkan adalah sistem
ekoriomi etatisme.
c. Bidang sosial
budaya : tidak percaya
adanya Tuhan, masyarakat hanya mengenal satu kelas
sosial.
3. Ideologi Pancasila

Ideologi Pancasila adalah suatu ajaran yang
tersusun sistematis dan diyakini kebenarannya
karena didasarkan atas nilai-nilai Pancasila.
Ciri-ciri ideologi Pancasila,
antara lain sebagai berikut.
a. Bidang politik : politik berdasarkan demokrasi Pancasila.
b. Bidang ekonomi : sistem ekonomi yang bertujuan mewujudkan
kesejahteraan bagi seluruh
rakyat.
c.
Bidang sosial budaya : pola
kehidupan sosial adalah kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Di Indonesia menganut ideologi Pancasila. Hal ini tercantum dalam Alinea IV
Pembukaan UUD 1945 yang merupakan landasan yuridis konstitusional. Pancasila sebagai dasar negara berarti bahwa
segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan ketátanegaraan negara RI harus
berdasarkan Pancasila. Semua
peraturan yang berlaku di Indonesia harus bersumber pada Pancasila, dalam arti Pancasila adalah
sumber dan segala sumber hukum di
Indonesia.
Pancasila sebagal dasar negara, mempunyai kekuatan mengikat secara hukum, sehingga semua
peraturan hukum/ketatanegaraan yang bertentangan dengan Pancasila harus dicabut. Perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara, dalam bentuk peraturan perundang-undangan bersifat
imperatif (mengikat) bagi penyelenggara
negara, lembaga kenegaraan, lembagakemasyarakatan, warga negara Indonesia di
manapun berada, dan penduduk di seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam tinjauan yuridis konstitusional, Pancasila sebagai ideologi negara tercantum dalam Tap MPR No.
XVIII/MPRJ1 998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR RI No. II/MPRI1 978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Eka Prasetya Pancakarsa) dan Penetapan
tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara. Ketetapan tersebut menyatakan
bahwa Pancasila seperti yang
terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 adalahdasar negara dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan
bernegara.
BAB
III
URAIAN
KHUSUS
3.1 IDEOLOGI
LIBERALISME
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik
yang utama.
Secara umum, liberalisme
mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir
bagi para individu. Paham
liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama
Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh
dalam sistem demokrasi, hal ini
dikarenakan keduanya sama-sama didasarkan pada kebebasan mayoritas. Banyak
suatu negara yang tidak mematuhi peraturan tersebut.
Liberalisme adalah sebuah ideologi yang mengagungkan kebebasan.Ada dua
macam Liberalisme, yakni Liberalisme Klasik dan Liberallisme Modern.Liberalisme
Klasik timbul pada awal abad ke 16. Sedangkan
Liberalisme Modern mulai muncul sejak abad ke-20.Namun, bukan berarti setelah
ada Liberalisme Modern, Liberalisme Klasik akan hilang begitu saja atau
tergantikan oleh Liberalisme Modern, karena hingga kini, nilai-nilai dari
Liberalisme Klasik itu masih ada.Liberalisme Modern tidak mengubah hal-hal yang
mendasar ; hanya mengubah hal-hal lainnya atau dengan kata lain, nilai
intinya (core values) tidak berubah hanya ada
tambahan-tanbahan saja dalam versi yang baru. Jadi sesungguhnya, masa Liberalisme
Klasik itu tidak pernah berakhir.
Dalam Liberalisme Klasik,
keberadaan individu dan kebebasannya sangatlah diagungkan.Setiap individu
memiliki kebebasan berpikir masing-masing – yang akan menghasilkan paham baru.
Ada dua paham, yakni demokrasi (politik) dan kapitalisme (ekonomi).Meskipun begitu, bukan
berarti kebebasan yang dimiliki individu itu adalah kebebasan yang mutlak, karena
kebebasan itu adalah kebebasan yang harus dipertanggungjawabkan. Jadi, tetap ada keteraturan di dalam ideologi ini, atau dengan kata lain, bukan
bebas yang sebebas-bebasnya.
3.2 KONSEP-KONSEP DASAR LIBERALISME
Pemikiran
liberal (liberalisme) adalah satu nama di antara nama-nama untuk menyebut
ideologi Dunia Barat yang berkembang sejak masa Reformasi Gereja dan Renaissans
yang menandai berakhirnya Abad Pertengahan (abad V-XV). Disebut liberal, yang
secara harfiah berarti “bebas dari batasan” (free from restraint), karena
liberalisme menawarkan konsep kehidupan yang bebas dari pengawasan gereja dan
raja (Adams, 2004:20). Ini berkebalikan total dengan kehidupan Barat Abad
Pertengahan ketika gereja dan raja mendominasi seluruh segi kehidupan manusia.
Menurut
Sukarna (1981) ada tiga konsep dasar dari Ideologi Liberalisme yakni Kehidupan,
Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and Property). Ketiga konsep dasar
tersebut bersumber pada nilai-nilai pokok, diantaranya:
- Kesempatan
yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being).
Bahwa
manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala bidang kehidupan baik
politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun karena kualitas manusia yang
berbeda-beda, sehingga dalam menggunakan persamaan kesempatan itu akan
berlainan tergantung kepada kemampuannya masing-masing. Terlepas dari itu
semua, hal ini (persamaan kesempatan) adalah suatu nilai yang mutlak dari
demokrasi.
- Treat
the Others Reason Equally (Perlakuan yang sama)
Dengan
adanya pengakuan terhadap persamaan manusia, dimana setiap orang mempunyai hak
yang sama untuk mengemukakan pendapatnya, maka dalam setiap penyelesaian
masalah-masalah yang dihadapi baik dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi,
kebudayaan dan kenegaraan dilakukan secara diskusi dan dilaksanakan dengan persetujuan
– dimana hal ini sangat penting untuk menghilangkan egoisme individu.
- Government
by the Consent of The People or The Governed (pemerintahan dengan persetujuan
dari yang diperintah)
Pemerintah
harus mendapat persetujuan dari yang diperintah. Pemerintah tidak boleh
bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi harus bertindak menurut kehendak
rakyat.
- Berjalannya
hukum (The Rule of Law).
Fungsi
Negara adalah untuk membela dan mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi
manusia yang merupakan hukum abadi dimana seluruh peraturan atau hukum dibuat
oleh pemerintah adalah untuk melindungi dan mempertahankannya. Maka untuk
menciptakan rule of law, harus ada patokan terhadap hukum tertinggi
(Undang-undang), persamaan dimuka umum, dan persamaan sosial. Yang menjadi
pemusatan kepentingan adalah individu (The Emphasis of Individual)
- Negara
hanyalah alat (The State is Instrument).
Negara
itu sebagai suatu mekanisme yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih besar
dibandingkan negara itu sendiri. Di dalam ajaran Liberal Klasik, ditekankan
bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap, dapat memenuhi dirinya sendiri, dan
negara hanyalah merupakan suatu langkah saja ketika usaha yang secara sukarela
masyarakat telah mengalami kegagalan.
- Dalam
liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse Dogatism).
Hal
ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632 – 1704) yang
menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada pengalaman. Dalam
pandangan ini, kebenaran itu adalah
berubah.
3.3 BENTUK-BENTUK
LIBERALISME
Menurut
Robert Jackson & George Sorensen bentuk-bentuk liberalism dibedakan menjadi
4 bentuk, antara lain liberalisme Sosiologis, liberalisme Interdepedensi,
liberalisme Institusional, dan liberalisme Republikan. Dari 4 bentuk tersebut
akan dijabarkan sebagai berikut:
ü Liberalisme
Sosiologis
HI
tidak hanya mempelajari hubungan antar pemerintah, tetapi juga hubungan antar
individu, kelompok dan masyarakat swasta. Hubungan non-pemerintah lebih
bersifat kooperatif dibanding hubungan pemerintah. Dunia dengan jumlah
transnasional yang besar akan lebih damai.
ü Liberalisme
Interdepedensi
Modernisasi
meningkatkan tingkat interdepedensi antar negara. Aktor transnasional semakin
penting, kekuatan militer adalah instrumen yang kurang berguna dan
kesejahteraan menjadi tujuan dominan negara-negara, bukan keamanan.
Interdepedensi kompleks menunjukan Hubungan Internasional yang lebih damai.
ü Liberalisme
Institusional
Institusi
internasional memajukan kerjasama antar negara. Institusi mengurangi masalah
yang berkenaan dengan ketidak percayaan antar negara dan mengurangi rasa
ketakutan satu sama lain.
ü Liberalisme
Republikan
Negara-negara
demokratis tidak berperang satu sama lain. Hal ini disebabkan budaya dalam
negri yang menyelesaikan konflik secara damai, tergantung pada nilai-nilai
moral bersama dan pada hubungan kerjasama ekonomi dan interdepedensi yang
saling menguntungkan.
Sedangkan bentuk-bentuk
liberalisme menurut Timothy Dunne dibedakan menjadi 3, yaitu:
Ø Liberal
Internasionalisme
Ø Liberal
Idealisme
Ø Liberal
Institusionalisme
a) Liberal
Internasionalisme
Tatanan
alami diKORUPSI oleh pemimpin-pemimpin negara yang tidak demokratis dan
menjalan kan kebijakan yang usang, seperti perimbangan kekuasaan (balance
of power). Kontak antar masyarakat dunia, melalui perdagangan dan perjalanan,
akan memfasilitasi hubungan internasional
b) Liberal
Idealisme
Meskipun
ada persamaan antara liberal internasionalisme dengan idealis tentang kekuatan
opini publik dunia, keduanya berbeda dalam hal pembentukan tatanan dunia. Bagi
idealis, kebebasan negara adalah bagian dari masalah hubungan internasional dan
bukan bagian dari solusinya. Ini didasarkan pada 2 hal:
1. Kebutuhan
untuk meningkatkan perdamaian dan membangun dunia yang lebih baik.
2. Negara
harus menjadi bagian dari organisasi internasional dan diikat dengan aturan dan
normanya.
Ide
sentral idealisme adalah pembentukan organisasi internasional untuk
memfasilitasi perubahan damai, pelucutan senjata, arbitrase dan paksaan (dalam
beberapa hal).
c) Liberal
Institusionalisme
Aliran
ini melihat pada fungsi-fungsi yang tidak bisa dijalan kan oleh negara. Fokus
pada aktor-aktor baru, seperti korporasi internasional, organisasi non
pemerintah dan pola-pola baru dalam interaksi, seperti saling ketergantungan
dan intergrasi.
3.4 PERKEMBANGAN PAHAM
LIBERALISME
Paham
liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.
Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar
yang mendukung usaha pribadi (Private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu
sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap
pemilikan individu. Di zaman pencerahan, kaum intelektual dan politisi Eropa
menggunakan istilah liberal untuk membedakan diri mereka dari kelompok lain.
sebagai adjektif kata liberal dipakai untuk menunjuk sikap anti feodal, anti
kemapanan, rasional, bebas merdeka (independent), berpikiran luas lagi terbuka
(open-minded), dan oleh karena itu hebat (magnanimous).
Dalam
politik, liberalisme dimaknai sebagai sistem dan kecenderungan yang berlawanan
dengan dan menentang sentralisasi dan absolutisme kekuasaan. Dibidang ekonomi,
liberalisme merujuk pada sistem pasar bebas dimana intervensi pemerintah dalam
perekonomian dibatasi atau bahkan tidak diperbolehkan sama sekali. Dalam hal
ini dan pada batasan tertentu liberalisme identik dengan kapitalisme. Di
wilayah sosial, liberalisme berarti kebebasan menganut, meyakini, dan
megamalkan apa saja sesuai kecenderungan, kehendak dan selera masing-masing.
Bahkan lebih jauh dari itu liberalisme mereduksi agama menjadi menjadi urusan
privat.
Sebagaimana
diungkapan oleh H. Gruber, prinsip liberalisme yang paling mendasar ialah
pernyataan bahwa tunduk kepada otoritas apapun namanya adalah bertentangan
dengan hak asasi, kebebasan dan harga diri manusia, yakni otoritas yang
akarnya, aturannya, ukurannya, dan ketetapan ada diluar dirinya.
Pada
awalnya liberalisme berkembang di kalangan Protestan saja. Namun belakangan
wabah liberalisme menyebar di kalangan Khatolik juga. Tokoh-tokoh liberal
seperti Benjamin Constant anatar lain menginginkan agar pola
hubungan antara institusi gereja, pemerintah, dan masyarakat ditinjau ulang dan
diatur lagi. Mereka juga menuntut reformasi terhadap doktrin-doktrin dan
disiplin yang dibuat oleh gereja katholik di roma, agar disesuaikan
dengan semangat zaman yang sedang dan terus berubah, agar sejalan dengan
prinsip-prinsip liberal dan tidak bertentangan dengan sains yang meskipun anti
Tuhan namun dianggap benar.
Dalam
liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse Dogatism). Hal
ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632
– 1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada pengalaman.
Dalam pandangan ini, kebenaran itu adalah berubah.
Dan perkembangan
liberalism juga dapat diliat di berbagai bidang yang telah terjadi di dunia,
diantaranya:
ü Dalam
bidang Politik
Terbentuknya
suatu Negara merupakan kehendak dari individindividu. Oleh karena itu yang
berhak mengatur dan menetukan adalah individu-individu tersebut. Dengan kata
lain kekuasaan Negara yang tertinggi (kedaulatan) dalam suatu Negara berada di
tangan rakyat. Hal inilah yang kemudian melahirkan Negara demokrasi. Agar
supaya kebebasan dan kemerdekaan individu tetap dihormati dan dijamin, maka
harus disusun, dibentuk Undang-Undang Hukum parlemen dan sebagainya.
ü Dalam
Bidang ekonomi
Liberalisme
dalam bidang ekonomi menghendaki adanya system ekonomi yang bebas. Sewtiap
individu, setiap orang harus memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk berusaha,
memilih pekerjaan yang disukai, mengumpulkan harta dan sebagainya. Pem,erintah
tidak boleh mencampuri dalam kehidupan ekonomi, karena masalah itu adalah
masalah individu.
ü Dalam
Bidang agama
Liberalisme
menganggap masalah agama adalah masalah individu, maka tiap-tiap individu harus
memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk memilih agama yang disukainya.
Pemerintah tidak boleh ikut campur tangan dalam masalah agama. Liberalisme di
bidang agama menghendaki adanya kebebasan untuk memilih agama yang disukainya
dan bebas beribadah menurut agama yang dianutnya (Leo Agung : 2002 : 13-14).
ü Dalam
Bidang Sosial
Social
serta prilaku merupakan hal pokok utama yang mempengaruhi diri seseorang untuk
bertindak dan berproses didalam berkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Dimana semuanya diatur oleh tatanan norma dan kaidah nilai baik
melalui tertulis ataupun secara lisan. Namun ketika moralitas serta
prilaku yang ada pada diri seseorang sudah tidak sesuai dengan tatanan
nilai dan norma maka akan menghantarkan dampak buruk terhadap proses
berkehidupan didalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Liberalisme
menganggap kebebasan dalam kehidupan social.
ü Dalam
Bidang Budaya
Sama-sama
kita mengetahui budaya liberalisme dan kapitalisme mereka tidak memandang akan
nilai dan norma namun merekaa lebih mengutamakan hal-hal yang mereka anggap
kebutuhan seprti uang yang pada saat sekrang telah menjadi dewa. Negara yang
besar ini, besar penduduknya dan besar wilayahnya tidak dapat mensejahtrakan
masyarakatnya hanya dari kemampaman negara saja, melainkan membutuhkan bantuan
dari negara lain juga. ya, mungkin itu salah satu faktor lain yang menyebabkan
nilai dan norma yang didapatkan dari kecil oleh masyrakat indonesia tidak
berguna dikarenakan pemilik modal asing yang tidak mendapatkan pendidikan yang
demikian di negaara mereka Mencoba masuk kenegara kita dan menerapkan apa yang
ada pada negara mereka untuk diaplikasikan kenegara kita. bagaimana kita akan
melawan sedangkan uang menjadi raja di negara kita dan para pemilik uang
tersebut adalah orang dari luar bangsa kita yang tidak mengerti dan tidak mau
mengerti dengan kebudayaan kita.
- Negara
penganut paham Liberalisme salah satunya yaitu: Amerika Serikat.
Negara-negara
yang menganut paham liberal di benua Amerika adalah Amerika Serikat.
Sekarang ini Kurang lebih paham Liberalisme dianut oleh sebagian besar wilayah
negara di Amerika. Paham liberal di Amerika Serikat (AS) disebut liberalisme
modern atau liberalisme baru. Sekarang para politis di AS mengakui, bahwa paham
liberalisme klasik ada kaitannya dengan kebebasan individu yang bersifat luas.
Tetapi mereka menolak ekonomi yang bersifat laissez faire atau
liberalisme klasik yang menuju ke pemerintahan interventionism yang
berupa penyatuan persamaan social dan ekonomi. Umumnya, hal tersebut
disepakati pada dekade pertama abad ke-20 yang tujuannya menuju keberhasilan
suatu hegemoni para politis dalam negeri. Tapi, kesuksesan tersebut mulai
merosot dan menghilang pada sekitar tahun1970-an. Pada saat itu konsensus
liberal telah dihadapkan suatu death-blow atau yang berupa robohnya
pemerintahan Bretton Woods System yang dikarenakan kemenangan Ronald
Reagan dalam pemilihan presiden tahun 1980, yang menjadikan
liberalisme suatu arus kuat dalam politik AS pada tahun tersebut.
Liberalisme
AS mulai bangkit pada awal abad ke-20 sebagai suatu alternatif ke politik nyata
yang merupakan interaksi internasional yang dominan pada waktu itu.
Presiden Franklin Roosevelt yang pada saat itu adalah seorang yang
berpaham liberal self-proclaimed, menawarkan bangsa itu menuju ke suatu
kesuksesan baru dengan cara membangun institusi kolaboratif yang berpendukungan
orang-orang Amerika sendiri dan berjanji akan menarik AS keluar dari tekanan yang
besar tersebut. Untuk mengantisipasi akhir Perang Dunia II, Roosevelt
merancang Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sebagai suatu alat berupa
harapan akan kerja sama timbal balik daripada membuat ancaman dan penggunaan
kekuatan perang untuk memecahkan permasalahan politis internasional
tersebut. Roosevelt juga menggunakan badan tersebut (PBB) untuk memasukan
orang-orang Afrika yang tinggal di Amerika ke dalam militer AS
serta membuat badan pendukungan hak dan kebenaran para wanita-wanita, sebagai
penekanan atas kebebasan individu yang selanjutnya dilanjutkan oleh
Presiden John F Kennedy dengan pembangunan Patung Liberty (1964)
sebagai simbol kebebasan individu untuk hidup.
Sebenarnya,
liberalisme yang dianut oleh AS, sebagaimana yang ditekankan oleh Wilson dan
Roosevelt adalah dengan menekankan kerja sama serta kolaborasi timbal balik dan
usaha individu, bukan dengan membuat ancaman dan pemaksaan sebagai untuk
pemecahan permasalahan politis baik di dalam maupun luar, sepertinya dianut
oleh Presiden AS saat ini,George W Bush. Suatu paham liberal di AS itu mungkin
seperti institusi dan prosedur politis yang mendorong kebebasan ekonomi,
perlindungan yang lemah dari agresi oleh yang kuat, dan kebebasan dari
norma-norma sosial bersifat membatasi. Karena sejak Perang Dunia II,
liberalisme di AS telah dihubungkan dengan liberalisme modern, pengganti paham
ideologi liberalisme klasik.
3.5
PENGARUH LIBERALISME DI INDONESIA
Perkembangan
zaman dan globalisasi sebagai salah satu pengaruh yang menyebabkan perkembangan
liberalisme masuk yang mampu mempengaruhi sektor-sektor yang ada di Indonesia.
Hal ini memiliki unsur yang berkaitan dengan penjajahan dan kolonialisme.
Terlebih lagi hal-hal itu juga berkaitan dengan adanya perang dunia maka
terjadinya paham baru yang bernama liberalisme juga ada unsur berkaitan dengan
perang dunia. Kemajuan paham-paham yang ada di dunia ini merupakan salah satu
bukti pemikiran manusia yang kadang tertekan dengan paham atau aliran yang
telah ada lebih dulu di banding dengan aliran baru ini. Aliran liberalisme
merupakan aliran yang tumbuh akibat dari tekanan dari dogma agama yang
senantiasa mempengaruhi masyarakat pada masa itu. System liberalism ini
dianggap merugikan jika di terapkan di Indonesia, karena beberapa alasan yaitu:
Ø Sulit
melakukan pemerataan pendapatan. Karena persaingan bersifat bebas, pendapatan
jatuh kepada pemilik modal atau majikan. Sedangkan golongan pekerja hanya
menerima sebagian kecil dari pendapatan.
Ø Pemilik
sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja, sehingga yang kaya makin
kaya, yang miskin makin miskin.
Ø Sering
muncul monopoli yang merugikan masyarakat.
Ø Sering
terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi budaya oleh
individu yang sering terjadi
Ø Karena
penyelenggaran pers dilakukan oleh pihak swasta, pemerintah sulit untuk
mengadakan dan memberikan kontrol. Sehingga pers sebagai media komunikasi dan
media masa sangat efektif menciptakan image dimasyarakat sesuai misi
kepentingan mereka.
BAB
IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Dalam
bidang agama, penerapan paham liberalisme berarti bahwa setiap individu bebas
memilih dan menentukan agamanya sendiri. Hal ini sangat berbeda, misalnya
situasi pada masa sebelum terjadinya Reformasi Gereja masyarakat Eropa diwajibkan
untuk memeluk agama yang dianut rajanya. Selain itu, liberalisme di bidang
agama ini menghendaki adanya kebebasan berfikir individu. Artinya, individu
mempunyai hak untuk mengungkapkan ekspresinya dan bukan berdasar atas kehendak
gereja. Gejala tersebut pada akhirnya melahirkan Reformasi Gereja yang kemudian
memunculkan agama baru, yaitu Kristen Protestan.
Di
bidang pers, politik liberalis memungkinkan seorang wartawan bebas memuat
berita apa pun yang ia ketahui, sementara para sastrawan bebas mengeluarkan
pendapat dan ungkapan hatinya. Masyarakat umum berhak membaca dan menilai
sendiri tulisan-tulisan para wartawan dan sastrawan tersebut. Demikian artikel
yang menjelaskan definisi, ciri-ciri dan perkembangan paham liberalisme di
dunia.
4.2
SARAN
Daftar
Pustaka
Adams, Ian. 2004. Ideologi Politik Mutakhir (Political
Ideology Today), Penerjemah Ali Noerzaman. Yogyakarta : Penerbit Qalam
Anshar, Endang Saifuddin. 1997. Piagam Jakarta Juni
1945 Sebuah Konsesus Nasional Tentang Dasar Negara Republik Indonesiai
(1945-1949). Jakarta: Gema Insani Press
Budiardjo, Miriam.1992. Dasar-Dasar Ilmu Politik.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Ensiklopedia Bebas
Husaini, Adian & Hidayat, Nuim. 2002. Islam Liberal
: Sejarah, Konsepsi, Penyimpangan, dan Jawabannya. Jakarta: Gema Insani Press)
Idris, Ahmad. 1991. Sejarah Injil dan Gereja (Tarikh
Al-Injil wa Al-Kanisah), Penerjemah H. Salim Basyarahil. Jakarta : Gema Insani
Press
Noer, Deliar. 1998. Pemikiran Politik di Negeri Barat.
Jakarta: Mizan

Tidak ada komentar:
Posting Komentar