BAB 1
MANAJEMEN
PENDIDIKAN ISLAM
A.
Pengertian Manajemen
Manajemen
adalah suatu ilmu yang mengatur, mengolah, mengurus, dan mengelola suatu
instansi atau lembaga pendidikan supaya berjalan dengan efektif dan efisien.
Ramayulis
(2008:362) menyatakan bahwa pengertian yang sama denganhakikat manajemenadalah
al-tadbir (pelaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara
(mengatur)yang banyak terdapat dalam al-qur’an seperti firman Allah SWT, yang
artinya: “ Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan)
itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu.” ( Q.S As-Sajdah: 5).
B.
Kegunaan Manajemen
Kegunaan
Manajemen adalah elemen-elemen dasar yang melekat dalam proses manajemen yang
akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan tertentu.
Kegunaan ini dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1.
Kegunaan Teoritis
Kegunaan
ini merupakan kegunaanyang sangat praktis. Karena manfaat yang diberikan oleh
manajemen sebagai ilmu kepada seluruh organisasi termasuk juga lembaga
pendidikan.
2.
Kegunaan Praktis
Kegunaan
praktis dimaksudkan bahwasanya teori itu berguna untuk diterapkan dalam
aktivitas yang sesungguhnya dan dapat mempraktikkan fungsi-fungsi manajemen dan
aliran-alirannya.
Kedua
kegunaan ini saling berkesinambungan dan tidak dapat dipisahkan terutama
dilihat dari hubungan fungsional dan hubungan timbal baliknya.
C.
Prinsip-prinsip
Manajemen
Prinsip-prinsip
Manajemen itu sendiri terbagi menjadi lima macam:
Ø Prinsip
efisiensi dan efektivitas, bagian dari prinsip-prinsip manajemen atau
administrasi.
Ø Prinsip
pengelolaan, manajer yang baik selalu bekerja dengan langkah-langkah manajemen
yang fungsional, yaitu :
·
Merencanakan
·
Mengorganisasikan
·
Mengarahkan
·
Mengontrol
Ø Prinsip
Pengutamaan tugas Pengelolaan, Manajer bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan
keorganisasiannya.
Ø Prinsip
Kepemimpinan yang Efektif, seorang pemimpin harus memiliki kebijaksanaan dalam
mengambil keputusan ( tegas, lugas, dan berkualitas)
Ø Prinsip
Kerja Sama, prinsip ini didasarkan padapengorganisasian dalam manajemennya.
D.
Fungsi-fungsi Manajemen
Secara
garis besar fungsi Manajmen dapat disimpulkan menjadi beberapa bagian, yaitu:
a) Planning
Planning
merupakan serangkaian tindakan untukmencapai hasil yang diinginkan. Planning
itu sendiri secara etimologi yaitu perencanaanakan sesuatu.
b) Organizing
Organizing
atau lebih dipahami pengorganisasian adalah kerja sama antara dua orang atau
lebih dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau jumlah
sasaran.
c) Leading
Pekerjaan
Leading meliputi lima kegiatan, yaitu:
d) Directing/Commanding
Directing
adalah proses memberikan bimbingan kepada pegawai agar bekerja efektif menuju
sasaran yangtelah ditetapkan.
e) Motivating
atau pemberian motivasi
Abraham
sperling dalam Mangkunegara (2004: 93) mendefinisikan pengertian motivating
sebagai, kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari dorongan dalam diri(drive)dan diakhiri dengan penyesuaian
diri.
f) Coordinating
Coordinating
atau pengoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen
untukmelakukanberbagai kegiatan agar tidak terjadi apa yang tidak diinginkan.
g) Mengevaluasi
Mengevaluasi
atau evaluating yaitu menilai semua kegiatan untuk menemukanindikator yang
menyebabkan suksesatau gagalnya Manajemenyang kita terapkan.
h) Reporting
atau penyampaian informasi
i)
Staffing ( penyusunan
personalia)
j)
Budgeting (penyusunan
anggaran biaya)
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi budgeting, yaitu:
ü Perencanaan
tentang biaya yang diperlukan,
ü Sumber
biaya yang diperoleh atau diusahakan,
ü Mekanisme
penggunaannya,
ü Pelaksana
pembiayaan kegiatan,
ü Pola
pembukuan danpertanggung jawaban,
ü Pengawasan.
k) Actuating
Actuating
merupakan serangkaian kegiatan yang menggerakan dan mengusahakan agar para
pekekerja melakukan tugas dan kewajibannya.
l)
Forecasting ( taksiran
terhadap berbagai kemungkinan)
E.
Tingkatan-tingkatan
Manajemen
Manajemen
dalam organisasi dibagi menjaditiga tingkatan, yaitu:
a) Manajer lini garis-pertama
(first line), yakni memimpin dan
mengawai tenaga-tenaga operasional.
b) Manajer menengah (Middle manager), yakni membawahi dan
mengarahkan kegiatan-kegiatan manager lainnya.
c) Manajer puncak
(top manager), yaknibertanggung jawab
atas manajer-manajer keseluruhan.
F.
Manajemen Menurut
Pandangan Islam
Dalam
ajaran islam, Manajemen dipandang sebagai perwujudan amal shaleh yang harus
bertitik tolak dari niat baik. Nabi Muhammad SAW merupakan suri tauladan yang
amat kita harus junjung tinggi kemanajemenannya. Ada empat pilar etika
bermanajemen dalam islam, yaitu:
v Ketauhidan
yang berarti memandang aset dari transaksi bisnis yang terjadi di dunia adalah
milih Alloh SWT.
v Keadilan,
segala transaksi yang terjadi harus dilandasi oleh akad saling setuju,
v Kehendak
bebas, yaitu mempersilahkan untuk menumpahkan kekreatifitasannya atas hukum
yang baik dan benar,
v Pertanggung
jawaban.
BAB 2
SEJARAH
PERKEMBANGAN DAN ALIRAN-ALIRAN DALAM MANAJEMEN
A.
Perkembangan Manajemen
1) Fase
Prasejarah
Ditinjau
dari segi waktu dan tempatnya, fase ini dibagi menjadi beberapa perkembangan.
Ø Peradaban mesopotamia,
yaitu berkembangnya dibidang pemerintahan, perdagangan,angkutan sungai, dan
uang yang berlandas prinsip manajemen.
Ø Peradaban babilonia,
yaitu sama dengan peradaban mesopotamia namun lebih berkembang dibandingkan
peradaban itu.
Ø Mesir kuno,
berkembang sangat pesatnya manajemen pemerintahan, kemiliteran, perpajakan,
perhubungan, dan pertanian di zaman ini.
Ø Tiongkok kuno,
yang paling menonjol di peradaban ini yaitu sistem manajemen kepegawaian yang
sangat baik.
Ø Romawi kuno,
berkembangnya filusuf terkenal yang bernama cicero dalam bukunya de offici (the office) dan de legibus (the law).
Ø Yunani kuno, banyak
filusuf yunani yangtelah banyak membangun paradigma berpikir tentang
kepemimpinan dandemokrasi.
2) Fase
Sejarah (1M- 1886M)
Perkembangan
manajemen pada masa ini dimulai setelah diketahui bahwa gereja khatolik Roma
mempengaruhi perkembangan teori administrasi.
Beberapa
sarjana barat berpendapat bahwa pesatnya perkembangan agama Khatolik Roma bukan
hanya karena ajarannya yang suci, melaikan juga karenaorganisasinya yang sangat
rapi.
Banyak
sarjana yang mengatakan bahwa perekonomian
suatu negara hanya akan kuat jika kegiatan administrasi dan manajemen
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, karena manajemen ilmiah
belum dikenal pada masa itu, mereka digolongkan dalam ahli ekonomi.
3) Fase
Modern (1886M-Sekarang)
Ditinjau
dari segi penahapan perkembangan ilmu manajemen menurut Siagian (2000: 23-25),
ilmu manajemen telah melewati empat tahapan.
v Tahap
survival (1886-1930),sejak lahirnya ilmu manajemen ilmiah yang dikemukakan ileh
taylor dan fayol. menegaskan bahwa ilmua dministrasi lahir dalam waktu yang
relatif panjang.
v Tahap
Konsolidasi dan penyempurnaan (1930-1945), dalam jangka waktu inilah prinsip,
rumus, dalil-dalil manajemen lebih disempurnakan.
v Tahap
Human Relation (1945-1959), terciptanya prinsip, rumus, dan dalil-dalil
yangtelah teruji kebenarannya.
v Tahp
Behaviorisme (1959-Sekarang), para ahli dan sarjan lebih memusatkan
penyelidikannya terhadap masalah manusian dan pekerjaannya.
B.
Aliran-aliran Manajemen
a. Aliran
Manajemen Ilmiah
Ada
dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen, yaitu: Robert Owen
(1771-1858) dan Charles Babbage (1792-1871).
b. Aliran
Organisasi Klasik
Hensry Fayol
(1841-1925) adalah tokoh terpenting dalam aliran ini. Ia membagi manajemen
dalam lima fungsi, yaitu: planning,
organizing, commanding, coordinating, dan controlling.
c. Aliran
Perilaku
Aliran
ini berupaya membantu manajer mengatasi masalah organisasi melalui sisi
perilaku karyawan. Adapun tokoh-tokoh terpenting dalam aliran ini adalah Hugo
Munsterberg (1863-1916) dan Elton Mayo(1880-1949)
d. Aliran
Scientific Management (ilmu manajemen)
Aliran
ini mengembangkan prosedur penelitian operasional dalam mengatasi permasalahn
organisasi.
e. Pendekatan
system
f. Pendekatan
Kontingensi
BAB 3
PENDIDIKAN
SEBAGAI SISTEM SOSIAL
A.
Pengertian sistem
sosial
Sistem
sosial adalah himpunan subsistem yang terdapat dalam masyarakat yang menguatkan
terbentuknya kehidupan bersama dan saling menguatkan, saling membutuhkan, dan
saling mendukung ketercapaian tujuan bersama.
B.
Asumsi Dasar tentang
Sistem Sosial
Asumsi
dasar sistem sosial adalah sebagai berikut.
ü Orientasi
individu dengan berbagai dimensinya,
ü Orientasi
motivasional dalamkonteks dimensi kognitif,
ü Interaksi
sosial,
ü Pola
interaksi berpangkal pada motivasi individu.
C.
Elemen-elemen Sistem
Organisasi Sosial
Elemen
sistem organisasi sosial berkaitan dengan lembaga pendidikan. Lembaga
pendidikan terbagi menjadi tiga kategori, yaitu:
ü Lingkungan
keluarga
Allah
SWT berfirman dalam Q.S At-tahrim ayat 6, yang artinya: “ wahai orang-orang yangberiman! Jagalah keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.........”
ü Lingkungan
pendidikan Formal
ü Lingkungan
pendidikan Non formal.
BAB 4
BUDAYA
ORGANISASI
A.
Pengertian Budaya
Budaya
merupakan sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan, meliputi sistem
ide yang terdapat dalam pikiran manusia dalam kehidupan sehari-hari yang
bersifat abstrak.
B.
Faktor-faktor
Pembentukan Kebudayaan
C.
Fungsi Budaya
Ndraha
mengemukakan fungsi budaya, sebagai berikut.
v Idenditas
dan citra suatu masyarakat;
v Pengikat
suatu masyarakat;
v Sumber
inspirasi, kebangaan, dan sumber daya;
v Kekuatan
penggerak;
v Kemampuan
untuk membentuk nilai tambah;
v Pola
perilaku;
v Warisan;
v Pengganti
formalisasi;
v Mekanisme
adaptasi terhadap perubahan;
D.
Pengertian Organisasi
dan Budaya Organisasi
Organisasi
merupakan sekumpulan orang atau kelompok yang dapat berkerja sama dalam bentuk
hal apapun dan untuk berkerja sama dalamemendapatkan tujuan bersama..
Adapun
pengertian budaya organisasi ialah pokok penyelesaian masalah-masalah eksternal
dan internal yang pelaksanaanya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok,
kemudian dikembangkan dan diwariskan kepada anggota baru guna untuk
mendewasakan pola pikir dan menguatkan prinsip-prinsip manajemen.
E.
Jenis, Tipe, dan Fungsi
Budaya Organisasi
i.
Berdasarkan proses
informasi:
§ Budaya
nasional;
§ Budaya
ideologis;
§ Budaya
konsensus;
§ Budaya
hierarkis.
ii.
Berdasarkan tujuannya;
§ Budaya
organisasi perusahaan;
§ Budaya
organisasi publik;
§ Budaya
organisasi sosial.
Fungsi
budaya organisasi adalah :
Ø Perasaan identitas dan menambah komitmen organisasi;
Ø Alat pengorhanisasian anggota;
Ø Menguatkan nilai-nilai dalam organisasi;
Ø Mekanisme kontrol perilaku;
Ø Membangun rasa idenditas;
Ø Mempermudah tumbuhnya komitmen;
Ø Meningkatkan kemantapan sistem sosial;
Tepe
budaya organisasi, adalah :
v Budaya birokrasi;
v Budaya inovatif;
v Budaya suporatif;
F.
Proses
Pembentukan Budaya Organisasi
Proses
pembentukan budaya organisasi dapat dianalisis dari tiga teori, yaitu ;
§ Teori
sociodynamic, mengenai
dinamika masyarakat;
§ Teori
kepemimpinan, menjelaskan
terbentuknya budaya organisasi;
§ Teori
pembelajaran, yaitu
pembelajaran terbentuk oleh kebudayaan;
G.
Pengaruh Budaya
Kerja terhadap Manajemen Organisasi Pendidikan Islam
Budaya
kerja dalam organisasi berdampak positif pada manajemen pendidikan islam ,
yaitu;
BAB
5
STRUKTUR
DAN RANCANGAN
ORGANISASI
PENDIDIKAN
A. Pengertian Struktur Organisasi Pendidikan
Struktur organisasi lembaga pendidikan adalah
pembagian tugas pekerjaan yang dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal
pada lembaga pendidikan.
Dalam manajemen islam, struktru organisasi diibaratkan
bangunan yang tersusun rapi yang seluruh komponen bangunan saling menyangga dan
saling menguatkan. Alloh SWT berfirman dalam Q.S Ash-Shafat ayat 1, yang
artinya: “Demi (rombongan malaikat) yang
berbaris bersaf-saf”
B. Teori-teori dalam Penyusunan Organisasi
1. Teori Klasik
Prinsip utama teori klasik adalah;
§ Pembagian
kerja, organisasi membagi kinerja
kerja secara professional;
§ Hierarki
proses fungsional, adanya
tingkatan karyawan menurut fungsi dan kinerjanya.
§ Struktur, jalinan hubungan dan peranan dalam organisasi;
§ Pengawasan
yang ketat, harus adanya
pengawasan yang keseluruhan.
2. Teori Lembaga social
Barlo (1960: 23) Menegaskan bahwa komunikasi
berhubungan dengan lembaga atau organisasi social yang dicirikan oleh tiga hal,
yaitu:
§ Pertama, system social dihasilkan oleh komunikasi.
§ Kedua, apabila system social sudah berkembang, ia menentukan
komunikasi anggota-anggotanya.
§ Ketiga, pengetahuan terhadap system social dapat membantu
prediksi yang akurat dan seimbang.
3. Teori Komunikasi Jabatan dan Hubungan Informal
Menurut teori ini, orang yang menduduki jabatan
diharuskan berkomunikasi sesuai dengan jabatannya.
4. Teori Manajemen Ilmiah Taylor
Teori ini membahas anatomi organisasi formal yang
dapat disebut sebagai teori-teori structural klasik.
5. Teori structural
Dalam teori ini dinyatakan bahwa organisasi merupakan
alat yang dapat berkembang secara teknis dan mekanis.
6. Teori organisasi Formal
Organisasi formal merupakan system aturan dan regulasi
yang umum dan tegas, yang ditetapkan secara formal, mengatur tindakan-tindakan
dan fungsi-fungsi jabatan dalam organisasi.
7. Teori perilaku dalam organisasi
Menurut pandangan teori ini, manusia bergerak dinamis
menuju perkembangan dan kemajuan yang lebih rasional.
8. Teori X dan Y Douglas Mcgregor
Menurut Douglas, pandangan structural berpangkal pada
asumsi mengenai hakikat manusia dan dinyatakan dengan teori X, yaitu:
Ø Pada dasarnya manusia malas bekerja dan akan berusaha
untuk menghindarinya;
Ø Sifat malas sudah melekat pada dirinya sehingga perlu
adanya paksaan, perintahan, dan jika peril hukuman;
Ø Rata-rata manusia senang untuk diperintah;
Ada
pula teori Y, yang melihat manusia dari segi positifnya, yaitu:
Ø Tidak setiap manusia tidak senang bekerja;
Ø Pengawasan dan pemberian hukuman bukanlah satu-satunya
jalan untuk manusia bekerja keras untuk mencapai tujuannya;
Ø Adanya kebutuhan untuk berprestasi, penghargaan dan
karya yang menarik didalam jiwa manusia;
Ø Rata-rata manusia senang belajar, dan bertanggunjg
jawab akan risiko yang dihadapinya;
Ø Kemampuan untuk memiliki tingkat keimajinatifan.
9. Teori Rensis Likert atau Likert’s Sistem IV
Sama seperti dauglas McGregor, Likert sangat menentang
pandangan structural dalam penyusunan organisasi.
10. Teori Argyris
Argyris
berpendapat bahwa, a basic conflictexist
between the demands of the organization and the natural of human personality.
Dasar konflik terletak pada tuntutan organisasi dan hakekat kepribadian
seseorang semakin menjadi bergantung kepada organisasi.
11. Pandangan manajemen Islami
Diantara prinsip organisasi
yang tersirat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, adalah sebagai berikut.
§ Tujuan organisasi, Alloh SWT berfirman dalam Q.S
AlJumu”ah ayat 9-10.
§ Kerja sama, Q.S Al-Maidah ayat 2
§ Pemberian tugas dan wewenang, Q.S Ath-Thalaq ayat 7
§ Anggota harus menjalankan tugas-tugasnya, Q.S Ar-Ra’d
ayat 11
§ Bertanggung jawab terhadap individu, Q.S Al-Anfal: 25
§ Komunikasi, Q.S Ali Imran: 159
§ Menegakkan prinsip keadilam, Q.S Al –Maidah: 8
§ Jabaran dan tugas berlandas hakekat amanah, Q.S
Al-Ahzab: 72
§ Dalam menjalankan organisasi harus berakhlakul karimah.
BAB
6
PIMPINAN
DAN KEPEMIMPINAN
DALAM
PENDIDIKAN ISLAM
A. Pengertian kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan seni dan keterampilan orang
dalam memanfaatkan kekuasaannya intuk memengaruhi orang lain agar melaksanakan
aktivitas tertentu yang diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan.
B. Kepemimpinan dalam manajemen Pendidikan
Kepemimpinan dalam manajemen pendidikan islam harus
memenuhi tiga persyaratan utama, yaitu:
1) Pemimpin harus dipilih dan diharapkan oleh para
penduduknya;
2) Pemimpin harus berilmu;
3) Pemimpin harus selalu berserah diri kepada Alloh SWT.
C. Teori-teori Kepemimpinan
§ Teori
genetic, dipandang atau lahir
dikalangan pemimpin;
§ Teori
social, memandang kepemimpinan
sebagai fungsi kelompok;
§ Teori
situasional, kepemimpinan
bergantung pada situasinya;
§ Teori
ekologis, kepemimpinan merupakan
penggabungan antara bakat alami;
§ Teori
sosio-behavioris, kepemimpinan
lahir dari bakat dan pengalaman nyata.
D. Tugas dan Fungsi kepemimpinan
Dalam suatu organisasi, tugas dan fungsi pemimpin
sangatlah strategis dan harus mencontohkan akhlak-akhlak yang telah ada pada
diri Rasulullah SAW.
E. Tipe-tipe Pemimpin
§ Otokratis, beranggapan bahwa pemimpin merupakan suatu hak.
§ Militeristis,
tipe ini bukanlah tipe pemimpin yang idealistis,
karena pemimpin ini harus berjiwa kekar dan kuat layakna seorang jenderal.
§ Paternalistis,
bersifat kebapakan.
§ Karismatis,
memiliki daya tarik yang amat sangat besar.
§ Demokratis,
mendahulukan kepentingan kelompok dibandungkan
kepentingan individu.
BAB 7
KOMUNIKASI DALAM
PENDIDIKAN ISLAM
A.
Pengertian Komunikasi
Komunikasi
merupakan pemberitahuan pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau
hubungan (Hardjana, 2003: 23).
B.
Unsur-unsur
Komunikasi
Komunikasi
terdiri atas beberapa unsure yang sangat penting, yaitu:
§ Komunikator;
§ Komunikan;
§ Pesan, berita, dan informasi;
§ Alat komunikasi;
§ Teknik komunkasi;
§ Interaksi social;
§ Verbalitas atau nonverbalitas dalam komunikasi.
C.
Proses
Komunikasi
Proses komunikasi mempunyai dua model, yaitu model
linear dan model sirkuler.
a. Model
Linear, yang bermulai dari
komukator dan berakhir pada komunikan.
b. Model
sirkuler, di awali adanya unsur feedback, proses komunikasi tidak
berawal dari satu titik dan berakhir ketitik yang lain. Jadi, proses ini
berbalik satu lingkaran penuh.
D. Bentuk-bentuk Komunikasi
§ Komunikasi
verbal, informasi disampaikan secara
verbal atau lisan.
§ Komunikasi
nonverbal, informasi
disampaikan menggunakan isyarat, gerik –gerik, barang, waktu, cara berpakaian,
atau sesuatu yang dapat menunjukkan suasana hati atau perasaan pada saat
tertentu.
E. Faktor-faktoryang mempengaruhi Kelancaran dan Hambatan
Berkomunikasi
1) Faktor Pengetahuan
2) Faktor pengalaman
3) Faktor Inteligensi
4) Faktor kepribadian
5) Faktor Biologis
F. Beberapa Pendekatan salm Komunikasi Organisasi
a)
Pendekatan
Struktur dan Fungsi Organisasi
b)
Pendekatan
Hubungan manusiawi
c)
Pendekatan
Komunikasi sebagai Proses Pengorganisasian
d)
Pendekatan
organisasi sebagai kultur
e)
Teori Integritas
dalam Komunikasi organisasi
BAB
8
PERENCANAAN
DALAM LEMBAGA
PENDIDIKAN
ISLAM
A. Pengertian perencanaan
Perencanaan merupakan langkah pertama yang harus
diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola pendidikan islam.
B. Jenis-jenis Perencanaan
Dilihat dari jenis-jenis pemakaiannya, dapat dilihat
dari beberapa segi, yaitu:
1)
Jenis
perencanaan menurut penggunaannya
§ Single use
planning, perencanaan untuk satu kali
pakai;
§ Repeats
planning, untuk keperluan yang
berulang-ulang.
2)
Jenis
perencanaan menurut prosesnya
§ Policy
planning, hanya berisi kebijakan;
§ Program
planning, perencanaan yang memuat
penjelasan dan perincian;
§ Operational
planning, yang memuat rencana mengenai
cara-cara pekerjaan tertentu.
3)
Jenis
perencanaan menurut jangka Waktunya
§ Long large
planning, perencanaan jangka panjang;
§ Intermediate
planning, perencanaan jangka menengah
yang membutuhkan pemasangan;
§ Short range
planning, perencanaan jangka pendek.
4)
Jenis
perencanaan menurut Wilayah pemakaiannya
§ Rural
planning, perencanaan pedesaan;
§ City
planning,perencanaan tingkat kota;
§ Regional
planning,perencanaan tingkat daerah;
§ National
planning, perencanaan tingkat
nasional.
5)
Jenis
perencanaan menurut materinya
§ Personnel
planning, perencanaan masalah
kepegawaian;
§ Financial
planning, perencanaan masalah
keuangan;
§ Industrial
planning, perencanaan menyangkut
industry;
§ Educational
planning, perencanaan dalam kegiatan
pendidikan.
6)
Jenis
perencanaan menurut Segi umum dan Khusus
§ General
plans, perencanaan yang hanya garis
besarnya saja;
§ Social
planning, perencanaan yang mendetail
dan terperinci;
§ Overall
planning, perencanaan secara
keseluruhan dari pekerjaan.
C. Sifat-sifat Perencanaan
1.
Faktual
(berdasar factual)
2.
Rasional
(perencanaan harus masuk akal)
3.
Fleksibel
(perencanaan mengikuti perkembangan zaman)
4.
Berkesinambungan
5.
Dialektis
(memikirkan perbaikan-perbaikan untuk kesempurnaan)
D. Cara-cara membuat perencanaan
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
a)
Menetapkan
sasaran atau perangkat tujuan;
b)
Menentukan
keadaan, situasi, dan kondisi sekarang;
c)
Mengidentifikasi
faktor pendukung dan penghambat;
d)
Mengembangkan
rencana dan menjabarkannya;
E. Perencanaan Pendidikan
Ada empat hal yang dibahas dalam perencanaan
pendidikan, yaitu:
1.
Tujuan apa yang
akan dicapai dengan perencanaan itu?
2.
Status posisi
system pendidikan yang ada, bagaimanakah keadaan yang ada sekarang?
3.
Kemungkinan
pilihan alternative kebijakan dan prioritas untuk mencapai tujuan.
4.
Stategi,
penentuan cara yang terbaik untuk mencapai tujuan (Udin Syaefudin dan Abin
Syamsudin, 2005: 9)
F. Prinsip-prinsip perencanaan pendidikan
§ Perencanaan hendaknya mempunyai dasar nilai yang jelas
dan mantap.
§ Perencanaan hendaknya berangkat dari tujuan umum.
§ Perencanaan hendaknya mempertimbangkan sosiobudaya
masyarakat.
§ Perencanaan hendaknya bersifat fleksibel.
G. Pendekatan-pendekatan Perencanaan Pendidikan
§ Social
demand approach (pendekatan
tuntunan masyarakat)
§ Man power
approach (pendekatan kebutuan tenaga
kerja)
§ Pendekatan
SP4 (perencanaan, penyusunan, program dan penganggaran)
§ Cost
benefit/rate of education approach (pendekatan
bersifat ekonomi dan berpangkal pada SDM)
§ Strategic
planning approach (perencanaan
dari awal akuntabilitas lembaga)
§ Comprehensive
planning approach (pendekatan
melalui analisis perubahan system pendidikan)
H. Teori Perencanaan Pendidikan
v Teori Radikal (menekankan pentingnya kebebasan
lembaga)
v Teori Advocacy (menekankan hal-hal yang bersifat umum)
v Teori Transactive (menekankan harkat individu)
v Teori Synoptic (memakai model berpikir system
perencanaan)
v Teori Incremental (berpegang pada kemampuan lembaga)
I. Dimensi Perencanaan Pendidikan
Menurut Udin dan Abin, ada Sembilan dimensi yang
terkait dalam proses perencanaan pendidikan, yakni :
§ Signifinance, kepentingan social dari tujuan pendidikan yang
diusulkan;
§ Feasibility, kelayakan teknis dan perkiraan biaya;
§ Relevance, implementasi rencana pendidikan;
§ Definitiveness,
meminimalkan kejadian yang tidak diharapkan;
§ Farsimoniousness,
perencanaan digambarkan secara sederhana;
§ Adaptability,perencanaan pendidikan harus dinamis;
§ Time, siklus alamiah pokok bahasan;
§ Monitoring,
melibatkan penegakkan criteria;
§ Subject
matter, popok-pokok bahasan yang
akan direncanakan.
J. Pengorganisasian dalam Perencanaan Pendidikan
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan membagi
tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam kerja sama pendidikan. Fungsi
pengoorganisasian dalam perencanaan pendidikan adalah memilih orangt-orang dan
mengalokasikan sarana serta prasarana yang menunjang pelaksanaan tugasa dalam organisasi.
BAB 9
MOTIVASI KERJA DALAM
LEMBAGA PENDIDIKAN
A. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah kondisi yang dapat menggerakan pegawai
agar mencapai tujuan sesuai dengan kebutuhannya.
Dalam manajemen pendidikan islam hakikat motivasi
berkait dengan upaya dakwah ke jalan yang lurus, dalam amal perbuatan manusia
harus berorientasi pada pencapaian ridha Alloh SWT.
B. Teori dan Model Motivasi
1. Teori Motivasi
a.
Teori Kebutuhan
Abraham
Maslow (Robbins, 2006) mengtakan bahwa pada diri semua manusia bersemayam lima
jenjang kebutuhan, yaitu: psikologis, keamanan, social, penghargaan, dan
aktualisasi diri.
b.
Expectancy
theory (Teori Harapan
Menurut
Vroom (Donovan, 2001), orang yang termotivasi untuk melakukan perilaku tertentu
berdasarkan tiga persepsi, yaitu: Expectancy, Instrumentality (penghasilan), dan
Valence (pekerja menilai penghasilan).
2. Model-model Motivasi
a.
Motivasi
Instrinsik
Model
Thomas mengemukakan bahwa motivasi instrinsik dicapai ketika orang mengalami
perasaan-perasaan adanya pilihan, kompetensi, penuh arti, dan kemajuan.
b.
Model Edward
Menurut
Edwards (1959) kebutuhan-kebutuhan yang dapat mempengaruhi motivasi individu,
diklarifikasikan menjadi 15 kebutuhan, yaitu :
§ Achievement,
kebutuhan untuk berbuat lebih baik daripada orang
lain;
§ Deference, kebutuhan mengikuti pendapat orang lain;
§ Order, kebutuhan untuk membuat rencana-rencana yng teratur;
§ Exhibition,
kebutuhan untuk menarik perhatian orang lain;
§ Autonomy, kebutuhan untuk mandiri;
§ Affiliation,
kebutuhan untuk menjalin tali persahabatan;
§ Intraception,
kebutuhan untuk memahami perasaan orang lain;
§ Succorance,
kebutuhan untuk mendapatkan bantuan orang lain;
§ Dominance, kebutuhan untuk bertahan pada pendapatnya;
§ Abasement, kebutuhan yang menyebabkan individu merasa berdosa;
§ Nurturance,
kebutuhan untuk membantu seseorang;
§ Charge, kebutuhan untuk melakukan pembaharuan;
§ Endurance, kebutuhan yang menyebabkan individu bertahan;
§ Heterosexuality,
kebutuhan yang mendorong aktivitas social;
§ Aggression,
kebutuhan untuk mengkritik.
c.
Organizational
Justice (Keadaan Organisasi)
d.
Model Equity
Model
ini menjelaskan bahwa setelah persepsi ketidakadilan terbentuk, karyawan
mencoba meraihnya kembali.
e.
Job
Characteristic Model and Goal Setting (Model karakteristik pekerjaan dan
penetapan target
Menjelaskan
bahwa motivasi yang tinggi dapat diraih melalui karakteristik dari pekerjaan.
BAB
10
FUNGSI
STAFFING DALAM PENDIDIKAN ISLAM
A. Pengertian Staffing
Staffing dalam lembaga pendidikan merupakan proses
manajemen structural dan merupakan system komponen-komponennya secara
keseluruhan sling berhubungan.
B. Perencanaan Pegawai
Perencanan pengadaan pegawai yang intinya untuk
meneliti dan memperoleh pegawai dilakukan dengan tahapan berikut.
1)
Tahap analisis
beban kerja
2)
Tahap analisis
tenaga kerja
C. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Dalam perencanaan terdapat hal-hal penting yang harus
diperhatikan terutama berkaitan dengan perencanaan Sumber Daya Manusia, yaitu
sebagai berikut.
1. Analisis jabatan
Analisis jabatan terdiri atas dua hal pokok, yaitu:
ü Job description (uraian jabatan)
ü Job specification (syaray-syarat jabatan)
2. Sumber-sumber dan Cara Mendapatkan tenga Kerja
ü Mengadakan lowongan pekerjan
ü Penarikan pegawai dari lembaga kependidikanan
3. Seleksi Pegawai
4. Pelatihan Pegawai
D. Komitmen
Pegawai
Meyer dan Allen (1991) merumuskan tiga dimensi
komitmen dalam berorganisasi, yaitu:
Ø Affective Commitment (hubungan emosional
terhadaporganisasinya);
Ø Continuance Commitment (kesadaran terhadap
anggotanya);
Ø Normative Commitment ( menggambarkan perasaan untuk
terus berada dalam organisasi).
BAB
11
MANAJEMEN
KONFLIK
A. Pengertian Konflik
Dalam
Kamus besar bahasa Indonesia (Poerwadarminta,
199k berarti pertentangan atau percekcokan yang bias terjadi pada diri
seseorang (internal) ataupun di dalam kalangan yang lebih luas.
B. Pandangan Tentang Konflik
Robbins (1996: 429) menguraikan pandangan mngenai
konflik, yaitu sebgai berikut.
§ Pandangan Tradisional
pandangan ini berkonsisten dengan sikap-sikap yang
dominan mengenai perilaku kelompok,
§ Pandangan hubungan
manusia, pandangan ini mendominasi
teori konflik dari akhir dasawarsa 1940-an sampai pertengahan 1970-an.
§ Pandangan interaksionis,
menurut aliran pandangan ini, konflik perlu
dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan.
C. Jenis-jenis Konflik
a.
Konflik Dilihat
dari Fungsinya
§ Konflik fungsional, yang mendukung pencapaian tujuan
kelompok dan memperbaikinya;
§ Konflik disfungsional, konflim yang merintangi
pencapaian tujuan kelompok.
b.
Konflik Dilihat
dari Pihak yang Terlibat
Stoner dan
freeman (1989, 393) membagi konflik menjadi enam macam, yaitu:
§ Konflik dari dalam individu;
§ Konflik antar individu;
§ Konflik antar individu dan kelompok;
§ Konflik antar kelompok dalam organisasi;
§ Konflik antar organisasi;
§ Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda.
c.
Konflik Dilihat
dari Posisi Seseorang dalam Struktur Organisasi
Winardi (1992: 174) membagi konflik ini menjadi empat
macam, yaitu :
§ Konflik vertical, konflik yang terjadi antar karyawan;
§ Konflik horizontal, konflik yang terjadi pada
kedudukan yang setara;
§ Konflik garis-dtaf, konflik yang terjadi antar
karyawan nlini yang memegang posisi komando;
§ Konflik peran, konflik yang terjadi karena seseorang
mengemban dari satu peran yang saling bertetangga.
D. Sumber-sumber Konflik
Menurut Robbins (1996), konflik terjadi karena adanya
kondisi yang melatarbelakanginya. Kondisi itu disebut sumber terjadinya konflik
yang terdiri atas tigfa kategori, yaiyu : komunikasi, struktur, dan varieabel
pribadi.
E. Sisi Positif Dan Negatif Konflik
Robbins menjelaskan bahwa konflik itu baik bagi
organisasi, jika :
ü Konflik merupakan alat untuk menimbulkan perubahan;
ü Konflik mempermudah terjadinya keterpaduan;
ü Konflik dapat memperbaiki efektifitas kelompok dan
organisasi;
ü Konflik menimbulkan tingkat ketegangan yang sedikit
lebih tinggi dan lebih konstruktif.
F. Teknik Manajemen Konflik
Unsur yang terpenting dalam manajemen konflik adalah
persuasi. Pendekatan persuasi mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
Ø Masalah-masalah yang dipertanyakan;
Ø Ukuran taruhan;
Ø Saling kebergantungan kepada pihak-pihak yang
terlibat;
Ø Kontinuitas interaksi;
Ø Struktur pihak-pihak yang terlibat;
Ø Keterlibatan pihak ketiga;
Ø Kemajuan konflik.
G. Masalah Dan Pengambilan Keputusan
Masalah adalah setiap peristiwa yang dihadapi
realitasnya menyimpang dari tujuan individu.
Ada tiga dasar dalam melakukan analisis masalah
sebelum emngambil keputusan, yaitu :
ü Menetapkan sasaran-sasaran;
ü Mempertimbangkan alternative-alternatif yang dapat
memenuhi sasaran;
ü Menilai akibat-akibat yang merugikan dalam alternative
terbaik.
Kohler mengemukakan adanya tiga model pengambilan
keputusan, yaitu:
§ Model perilaku, pengambilan keputusan didasarkan pola piker
atau tingkah laku;
§ Model informasi, pengambilan keputusan yang didasarkan
asumsi informasi;
§ Model Normatif, pengambilan keputusan yang mengikuti
proses dengan menjawab beberapa pertanyaan.